Selasa, 13 Oktober 2020

KEMATIAN IBU DAN BAYI DI INDONESIA

 


abrittonphotography.com 

Angka kematian bayi dan ibu di indonesia bisa dikatakan cukup tinggi sehingga tidak heran apabila indonesia mendapatkan rapor merah dalam kesehatan ibu dan bayi. Indonesia merupakan 1 dari 10 negara yang jadi fokus kampanye Every Child Alive 2018 UNICEF. Negara yang menjadi fokus kampanye oleh UNIEF antara lain Bangladesh, Etiopia, Guinea-Bissau, India, Malawi, Mali, Nigeria, Pakistan dan Republik Persatuan Tanzania. Negara-negara ini terpilih lantaran mereka telah menyumbang lebih dari setengah kematian bayi baru lahir di dunia. Begitupun dengan angka kematian ibu di indonesia yang terhitung setiap tahun dari tanggal 21 april ke tanggal 21 April tahun berikutnya tercatat angka kematian ibu mencapai 20 ribu karena komplikasi persalinan.

Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) meliris enam faktor yang menjadi penyebab kematian ibu dan bayi saat kelahiran. Keenam faktor ini di dapat setelah melakukan kajian terhadap 77 karya literatur dan kajian lapangan, yang bertujuan untuk pembaharuan kebijakan kesehatan. Keenam faktor tersebut yaitu:

1.      Kualitas pelayanan

         Kualitas ini meliputi tempat, sumber daya manusia, peran sektor swasta serta partisipasi publik. Terkait tempat AIPI mengatakan, seharusnya sejak awal ibu bisa menentukan tempat dia melahirkan, karena pendarahan merupakan faktor utama penyebab kematian saat persalinan. AIPI menambahkan lokasi melahirkan dan rumah sakit rujukan harus bisa ditempuh sekitar 30 menit. "(Terkait SDM) sistem secara tim seharusnya terdiri dari dokter, bidan serta petugas medis lain, akan tetapi 60 persen

kasus hanya ada bidan sendiri. Ini perlu rujukan yang lebih baik," kata Akmal Taher, ketua tim peneliti Evidence Summit AIPI.

2.      Sistem Rujukan

        Rujukan harus dilakukan ketika ibu memerlukan penanganan di fasilitas yang lebih memadai, namun banyak kendala dalam penerapan. 

3.      JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)

           Skema Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) membuat pasien harus mengikuti alur rujukan sesuai aturan dan ini terkadang membuat pasien terlambat ditangani.

4.      peran Pemda

           meskipun tim AIPI tidak menemukan kajian ilmiah soal pemerintah daerah dan kebijakan di bidang kesehatan. Namun tim menemukan bahwa Kabupaten Kulon Progo di Yogyakarta memiliki pemerintah daerah yang berhasil menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.

5.      ‎Budaya
        Faktor budaya juga menjadi salah satu penyebab angka kematian ibu dan bayi baru lahir yang tinggi. Dimana ada beberapa ibu yang tidak bisa memutuskan sendiri pilihan untuk mengikuti rujukan ke rumah sakit atau tidak. Keputusan kerap diambil oleh suami atau bahkan keluarga besar kala suami tidak bisa ambil keputusan. Hal ini tentu membuat penanganan komplikasi menjadi lambat.

6.      ‎Pernikahan dini

        Tak bisa dipungkiri tingginya angka kematian ibu dan bayi berkaitan dengan tingginya angka pernikahan dini di Indonesia. Dari analisis UNICEF dan BPS pada 2015, angka pernikahan di bawah usia 18 tahun mencapai 23 persen. Dari sisi kesehatan, sistem reproduksi anak perempuan belum siap untuk memiliki anak. Anak yang melahirkan pada usia di bawah 20 tahun lebih berisiko kehilangan nyawa.

Untuk mengurangi angka kematian ibu di indonesia ada beberapa hal yang bisa diterapkan seperti:

1.      Wanita harus memiliki akses ke perawatan terampil sebelum, selama dan setelah mereka melahirkan.

2.      Penyedia kesehatan harus dilatih dalam perawatan kebidanan darurat. Pusat kesehatan dan klinik harus memiliki persediaan bedah untuk menangani komplikasi.

3.      Sistem perawatan kesehatan ibu harus diperkuat, dan masyarakat dimobilisasi dan dididik untuk meningkatkan persalinan di klinik kelahiran.

4.      Dukun bayi berbasis masyarakat yang terlatih harus dilatih dan ditempatkan untuk meningkatkan cakupan ibu di daerah terpencil.

5.      Berikan insentif kepada penyedia layanan kesehatan untuk memotivasi mereka melakukan pekerjaan mereka secara efektif.

6.      Mendidik dan memberdayakan perempuan dan anak perempuan tentang masalah kesehatan ibu. 

7.      Berdayakan kelompok perempuan sehingga mereka dapat memberikan keberhasilan politik dan hasil kesehatan yang nyata.

8.      Luncurkan kelompok advokasi yang profesional dan berpengetahuan luas untuk menyerukan tindakan terhadap kesehatan ibu.

9.      Melaksanakan intervensi kesehatan ibu yang efisien dan berbasis bukti.

10.  Menerapkan strategi berbasis bukti untuk meningkatkan pemanfaatan layanan perawatan kesehatan ibu.

11.  Menghapus biaya pengguna untuk layanan perawatan kesehatan ibu dan menyediakan layanan transportasi ke pusat kesehatan ibu - yang sendiri dapat menggandakan pemanfaatan layanan pusat.

12.  Pastikan bahwa kementerian pemerintah yang tepat bertanggung jawab kepada publik tentang kinerja investasi dalam kesehatan ibu.

13.  Menciptakan aliansi strategis antara kelompok yang mewakili kesehatan ibu, karena itu akan membuka pintu bagi dukungan politik dan keuangan. Saat ini, komunitas kesehatan ibu memiliki banyak pemimpin tetapi tidak memiliki kepemimpinan.

14.  Jadikan kelangsungan hidup anak dan ibu menjadi perhatian utama kesehatan nasional dan global. 

Penyebab dari tingginya angka kematian bayi di indonesia dikarenakan oleh berbagi faktor seperti:

1.      Asfiksia

        Asfiksia merupakan penyebab kematian bayi baru lahir yang paling utama di Indonesia. Asfiksia adalah kondisi saat bayi kekurangan oksigen sebelum atau selama kelahiran. Hal ini ditandai dengan kulit bayi yang membiru, sesak nafas, detak jantung menurun, dan lemah otot.

2.      Infeksi

        Menurut WHO, infeksi masuk ke dalam tiga penyebab kematian bayi baru lahir paling umum di dunia. Ada banyak hal yang bisa memicu terjadinya infeksi pada bayi baru lahir, di antaranya: Sepsis, Pneumonia, Tetanus, Diare. Selain itu, infeksi pada bayi baru lahir cukup sering terjadi di daerah-daerah yang fasilitas persalinannya belum optimal, perawatan tali pusar, alat-alat yang digunakan juga harus bersih dan steril. Sebab jika tidak, bayi akan rentan terkena infeksi dan penyakit lainnya, atau bahkan menyebabkan kematian.

3.      Berat badan lahir rendah

        Bayi dikatakan memiliki berat lahir rendah apabila berat badannya kurang dari 2.500 gram atau 2,5 kilogram (kg). Menurut Dr. Budihardja, bayi yang beratnya kurang dari 2.500 gram rentan mengalami masalah kesehatan atau bahkan kematian sewaktu lahir. “Tapi kalau masih di antara 2.000 sampai 2.500 gram, biasanya masih bisa diselamatkan. Kalau sudah di bawah itu, akan sulit sekali (dilahirkan dalam kondisi selamat),” ungkapnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenal apa itu TCP/IP

  TCP/IP (singkatan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas inter...