BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar kalangan wanita mengalami gangguan atau
keluhan saat menstruasi, diantaranya nyeri saat menstruasi atau dalam medis
dikenal dengan sebutan dismenore. Bagi beberapa wanita, dismenore yang mereka
alami mungkin bersifat ringan dan tidak mengganggu rutinitas namun dalam
beberapa kasus wanita yang sedang menstruasi mengalami nyeri yang sangat hebat sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau
cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Tentu hal ini
akan sangat mengganggu bagi kaum wanita.
Wanita yang mengalami
dismenore pada saat menstruasi mempunyai lebih banyak hari libur dan
prestasinya kurang begitu baik di sekolah ataupun dalam pekerjaan dibandingkan
wanita yang tidak terkena dismenore. Dampak yang terjadi jika dismenore tidak
ditangani, maka patologi (kelainan atau gangguan) yang mendasari dapat memicu
kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan. Selain itu, konflik emosional,
ketegangan, dan kegelisahan dapat memainkan peranan serta menimbulkan perasaan
yang tidak nyaman dan asing.
Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata lebih dari 50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Di Amerika angka persentasenya sekitar 60% dan di Swedia sekitar 72%. Sementara di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang tersiksa oleh nyeri selama menstruasi. Walau pada umumnya tidak berbahaya, namun dirasa mengganggu bagi wanita yang mengalaminya. Derajat nyeri dan kadar gangguan tertentu tidak sama untuk setiap wanita. Ada yang masih bisa bersekolah atau bekerja, namun adapula yang tak kuasa beraktifitas.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini ada beberapa pokok permasalahan yang akan di
bahas yaitu:
1.
Bagaimana Cara Mengetahui
Jenis-Jenis Dismenore?
2.
Bagaiamana Cara Membedakan Dismenore
yang Abnormal?
3.
Bagaimana Cara Mengatasi Dismenore
di Rumah?
1.3 Tujuan Penulisan
Dari penulisan makalah ini penulis memiliki tujuan untuk:
1.
Mengetahui Tentang Jenis-Jenis
Dismenore
2.
Mengetahui Perbedaan Dismenore yang
Abnormal
3.
Mengetahui Bagaimana Cara Menangani
Dismenore di Rumah
1.4 Manfaat Penulisan
Dari penulisan makalah ini penulis berharap bisa memberikan sedikit manfaat
kepada para pembaca seperti:
1.
Pembaca bisa mengetahui tentang
jenis-jenis dismenore
2.
Pembaca bisa mengetahui bagaiman
cara membedakan dismenore yang abnormal
3. Pembaca bisa mengetahui bagaiman cara menangani sendiri dismenore di rumah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Jenis-Jenis Dismenore
Dismenore atau yang biasa di sebut dengan nyeri haid
biasa terjadi pada wanita selama atau sebelum masa menstruasi. Jenis-jenis
Dismenore terbagi menjadi 2 kelompok yaitu:
A.
Berdasarkan
penyebabnya
Berdasarkan
penyebabnya dismenore dibagi menjadi 2 yaitu:
1.
Dismenore Primer
Dismenore
primer merupakan nyeri saat menstruasi yang tidak disebabkan oleh gangguan
ginekologi (alat reproduksi wanita) tetapi merupakan proses normal dari
menstruasi. Dismenore primer merupakan jenis nyeri haid yang paling umum
dan mempengaruhi lebih dari 50% wanita.
Dismenore primer lebih mungkin dialami oleh anak perempuan selama masa remaja.
Dismenore primer disebabkan
oleh aktifitas prostaglandin. Pada saat menstruasi lapisan rahim yang rusak
akan digantikan dengan yang baru dimana pada saat itu yang berperan adalah
senyawa yang disebut prostaglandin. Senyawa ini menyebabkan otot-otot rahim
berkontraksi. Ketika terjadi kontraksi otot rahim, maka suplai darah ke
endometrium menyempit (vasokonstriksi) proses inilah yang menyebabkan rasa
sakit saat menstruasi. Zat lain yang dikenal sebagai leukotrien merupakan bahan
kimia yang berperan dalam respon inflamasi juga meningkat pada saat ini dan bisa
saja berhubungan dengan timbulnya nyeri menstruasi. Selain itu, kurang
olahraga, stress psikis dan sosial juga menjadi faktor lain yang menyebabkan Dismenore
primer.
2.
Dismenore
Sekunder
Dismenore Sekunder
merupakan nyeri haid yang umumnya terkait dengan beberapa jenis gangguan
ginekologi. Sebagian besar gangguan ini dapat diobati dengan obat nyeri haid
atau bahkan operasi. Dismenore sekunder lebih mungkin dialami oleh perempuan
pada awal usia 20-30 tahun dan dicurigai sebagai dismenore sekunder jika pada
siklus menstruasi sebelumnya tidak pernah nyeri. Penyebab Dismenore sekunder
yang umum adalah
a.
Endometriosis
Endometrosis terjadi karena jaringan yang melapisi
lapisan rahim tumbuh di bagian tubuh lain seperti ovarium, tuba falopi, atau
jaringan yang melapisi panggul. Gejala khas dari kondisi ini adalah rasa nyeri
pada perut bagian bawah yang bisa bertambah parah saat menstruasi.
b.
Fibroid rahim
Fibroid rahim merupakan tumor jinak yang biasanya
muncul di bagian atas atau di dalam otot rahim. Kemunculan benjolan tumor di
dalam otot rahim ini dapat memberikan tekanan pada rahim yang bisa menimbulkan
rasa nyeri saat menstruasi. Tumor ini dapat berkembang menjadi sebuah atau
beberapa benjolan dengan ukuran yang berbeda-beda.
c. Penyakit radang panggul (PID)
PID terjadi akibat adanya infeksi bakteri pada organ
reproduksi wanita seperti rahim, leher rahim (serviks), ovarium, atau tuba
falopi. Infeksi ini akan menimbulkan rasa nyeri saat datang bulan dan
menyebabkan radang pada organ reproduksi. Dalam kasus yang parah kondisi ini
juga bisa mengakibatkan penderitanya sulit untuk hamil atau mengalami kehamilan
ektopik.
d.
Adenomiosis
Adenomiosis
merupakan kondisi langka di mana jaringan yang melapisi rahim (endometrium)
tumbuh menerobos dinding rahim. Kondisi ini menyebabkan pendarahan yang terjadi
saat menstruasi lebih berat sekaligus lebih lama dari biasanya. Orang yang
mengalami kondisi ini juga sering kali mengalami rasa sakit yang intens selama
menstruasi berlangsung.
e.
Penyempitan
serviks
Penyempitan serviks dalam istilah medis disebut dengan
stenosis serviks merupakan kondisi di mana serviks menyempit bahkan tertutup.
Kondisi ini menghambat aliran darah menstruasi menuju vagina. Akibatnya,
terjadilah peningkatkan tekanan di dalam rahim sehingga menyebabkan rasa sakit.
B.
Berdasarkan jenis nyerinya
Berdasarkan jenis
nyerinya dismenore diklasifikasikan lagi dalam 2 kelompok yaitu:
1.
Dismenore spasmodik
Salah satu ciri dari dismenore spasmodik yaitu nyeri berawal dari bagian bawah perut dan berawal sebelum masa menstruasi atau segera setelah masa menstruasi dimulai. Banyak wanita terpaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri, sehingga ia tidak dapat mengerjakan apapun. Ada di antaranya yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang benar-benar muntah. Dismenore spasmodik dapat diobati atau paling tidak dikurangi dengan lahirnya bayi pertama.
Gejala dismenore kongestif ini muncul biasanya
beberapa hari sebelum menstruasi seperti mengalami pegal, sakit pada bush
darts, perut kembung tidak menentu, sakit kepala, sakit punggung, pegal pada
paha, merasa lelah atau sulit dipahami, mudah tersinggung, kehilangan
keseimbangan, menjadi ceroboh, atau muncul memar di paha dan lengan atas. Semua
itu merupakan gejala yang berlangsung
antara 2 dan 3 hari sampai kurang dari 2 minggu. Proses menstruasi mungkin
tidak terlalu menimbulkan nyeri jika sudah berlangsung. Bahkan setelah hari
pertama masa haid, orang yang menderita dismenore kongestif akan merasa lebih
baik.
2.2 Perbedaan Nyeri
Haid yang Abnormal
Sebagai wanita kita harus lebih
berhati-hati terhadap gangguan menstruasi yang tidak umum. Berikut beberapa
tanda-tandanya:
a. Nyeri haid normal hanya berlangsung tiga sampai empat hari
Mendekati masa menstruasi endometrium atau lapisan rahim akan mengalami penebalan. Hal ini digunakan untuk mempersiapkan diri sebagai tempat penempelan sel telur yang berhasil dibuahi. Ketika sel telur tidak dibuahi, maka jaringan endometrium akan meluruh bersama dengan darah saat menstruasi.
Jessia Shepherd, M.D., asisten profesor kebidanan dan ginekologi klinis dari The University of Illinois College of Medicine di Chicago, mengungkapkan kepada self bahwa kram perut yang normal biasanya terjadi selama 2 sampai 3 hari dalam satu siklus menstruasi. Ini artinya, rasa sakit dan kram perut yang melebihi 3 hari dapat dikategorikan sebagai nyeri haid yang tidak normal.
b. Nyeri haid normal umumnya mudah diatasi
Umumnya kram perut akibat haid yang normal dapat diatasi dengan bantal pemanas, botol air panas, atau minum obat anti radang sederhana seperti ibuprofen. Selain itu, dokter mungkin akan menganjurkan pil KB dengan berbagai pertimbangan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen yang mengandung kalsium, magnesium, dan vitamin D dapat membantu mengurangi gejala PMS. Namun, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai gejala yang Anda rasakan.
c. Nyeri haid yang tidak normal cenderung mengganggu aktivitas
Menurut Candace Howe, MD, seorang dokter asal HM Medical di Newport Beach, California, nyeri haid dikatakan tidak normal apabila rasa sakitnya cenderung parah sampai mengganggu aktivitas. Nyatanya, sekitar 20 persen wanita mengalami hal ini.
Wanita yang mengalami kram perut yang parah biasanya lebih banyak menghabiskan waktu di tempat tidur dan meringkuk menahan sakit perut. Tidak hanya sakit secara fisik, kebanyakan wanita juga mengalami ketidaknyamanan secara psikologis. Itulah sebabnya, wanita cenderung mudah badmood saat menstruasi.
d. Nyeri haid abnormal tidak dapat diatasi dengan obat tanpa resep
Pada dasarnya, nyeri
haid dapat diatasi dengan obat pereda nyeri yang dijual di pasaran seperti
paracetamol atau ibuprofen. Jika nyeri haid tidak kunjung selesai meski sudah
minum obat-obatan tersebut, maka dapat
dikatakan tidak normal dan perlu segera dikonsultasikan ke dokter.
e. Nyeri haid yang abnormal terjadi secara tidak teratur setiap bulan
Bagi yang mengalami
kram perut sejak awal menstruasi, maka hal ini disebut sebagai dismenore
primer. Kabar baiknya, hal ini cenderung normal sebagai bentuk respon kepekaan
tubuh terhadap hormon menstruasi. Namun, jika kram perut yang parah tidak terjadi
sejak awal menstruasi dan tidak setiap bulan, maka ini disebut sebagai
dismenore sekunder. Nah, jenis dismenore inilah yang patut diwaspadai.
2.3
Cara Mengobati Dismenore di Rumah
Beberapa
cara yang bisa dilakukan di rumah untuk meringankan dismenore:
a. Kompres perut
Kompreslah perut atau punggung bagian bawah dengan
handuk kecil yang dicelupkan ke air hangat atau dengan botol yang sudah diisi
dengan air hangat. Panas yang dihasilkan akan membuat pembuluh darah melebar,
sehingga aliran darah dan suplai oksigen dapat lebih mudah mencapai daerah yang
sakit. Aliran darah yang lebih lancar juga membantu melemaskan otot-otot yang
menegang dan kaku, sehingga mengurangi nyeri haid. Selain pakai metode kompres.
b. Aktif bergerak
Aktivitas
fisik seperti olahraga dapat membantu memperlancar sirkulasi peredaran darah.
Tidak hanya itu, aktivitas ini juga membantu tubuh menghasilkan endorfin yang
dapat membantu menyeimbangkan kerja hormon prostaglandin. Sehingga rasa sakit
dan tidak nyaman yang dialami sebelum atau selama menstruasi bisa berkurang.
c. Perhatikan asupan makanan
Agar
terhindar dari nyeri atau kram perut saat menstruasi asupan makanan harus
diperhatikan. Hindari mengonsumsi makanan yang tinggi lemak, garam dan
gula. Selain itu, hindari pula minuman bersoda, berkafein, dan
beralkohol. Berbagai makanan dan minuman tersebut dapat menyebabkan
kembung dan resistansi air dalam tubuh, sehingga memperparah nyeri haid yang dialami.
Sebaiknya, perbanyak asupan makanan yang mengandung asam lemak omega
3 dan
magnesium untuk mengurangi peradangan penyebab nyeri haid. Selain itu,
perbanyak juga asupan zat besi karena dapat membantu mencegah anemia yang
sering datang menghampiri saat menstruasi.
d. Minum wedang jahe
Jahe memiliki senyawa yang dianggap efektif untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit, termasuk nyeri menstruasi. Selain itu, jahe juga dapat mengurangi gejala mual yang kadang sering muncul saat haid.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dismenore
diklasifikasikan dalam 2 kelompok yaitu berdasarkan:
a.
Penyebab
·
Dismenore Primer
·
Dismenore
Sekunder
b.
Jenis Nyeri
·
Dismenore
Spasmodik
·
Dismenore
Kongestif
Untuk mengetahui apakah
nyeri haid itu termasuk normal atau tidak ada beberapa tanda yaitu nyeri haid
normal hanya berlangsung tiga sampai empat hari, nyeri haid normal umumnya
mudah diatasi, nyeri haid yang tidak normal cenderung mengganggu aktivitas,
nyeri haid abnormal tidak dapat diatasi dengan obat tanpa resep, nyeri haid
yang abnormal terjadi secara tidak teratur setiap bulan.
Untuk mengatasi
dismenore di rumah ada beberapa hal yang bia dilakukan seperti mengompres perut
dengan air hangat, aktif bergerak,memakan makan bergizi, meminum teh chamomile,
minum wedang jahe, dan menghindari stres.
3.2
Saran
Sebagai wanita yang
setiap bulannya mengalami menstruasi kita harus tahu apakah proses menstruasi
kita berjalan dengan normal atau terjadi gangguan, jangan sampai kita tidak
mengetahui dengan gejala-gejala nyeri yang tidak wajar pada saat menstruasi
yang merupakan tanda bahwa tubuh kita tidak dalam keadaan yang baik. Oleh karena
itu, dengan adanya makalah ini saya berharap akan dapat membantu kalian lebih
mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diwaspadai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar